Wisata Alam

       Wisata Alam yang ada di kawasan Ciwidey - Cipelah

                                          Bandung



Di Bandung Selatan, ada beberapa obyek pariwisata yang cukup menarik
untuk dikunjungi. Diantaranya adalah Kawah Putih dan Situ Patengan
(orang sering menyebutnya Situ Patenggang). kolam pemandian air panas Cimanggu , Ciwalini. Dikarenakan jaraknya yang
cukup jauh dari kota Bandung,sekitar 2,5 jam, disarankan jika Anda
hendak mengunjungi tempat di Bandung Selatan ini, lebih baik ke beberapa
tempat sekaligus, agar perjalanan Anda lebih efisien.





1.   " Kawah Putih"











This dormant vulcanoe located in Ciwidey, Bandung, West Java. 2,300 from seawater level.



Kawah Putih - Negeri di Awan:



Entah daya tarik apa yg membuat banyak orang kembali ke Kawah Putih Gunung Patuha, Ciwidey. Yang jelas dataran tinggi Bandung Selatan ini cantik. Begitu banyak inspirasi sudut2 gambar lahir dari bidikan kamera di kawah putih yang angker dan berwibawa ini.



Saat seorang pengembara Belanda bernama Junghun datang di abad 19, penduduk sekitar menyebutnya sebagai tempat dimana arwah para leluhur bersemayam, yg tidak seorangpun berada disana tanpa meregang nyawa, yang burung pun enggan terbang diatasnya. Pendapat tsb tidak sepenuhnya salah.



Benar bahwa Kawah Putih Gunung Patuha itu berwibawa, karena ketinggiannya dan kesunyiannya. Benar, bahwa Kawah putih itu angker, yang melulu karena fumarol belerang pekat yang harus diperhitungkan pada saat angin berhenti berputar.



Selebihnya Kawah Putih itu adalah tempat dimana titisan surga pernah diturunkan ke bumi, begitu anggun, tenang, menghanyutkan.



Bulan Juli Agustus temperature bisa turun serendah 10oC pada siang hari dan 5oC pada malam hari. Semilir angin membawa pergi kabut pekat uap belerang menjauh. Teriaklah kuat-kuat; konon akan diteruskan echo-nya oleh dinding-dinding padas ke surga. Berkeliling kawah pada saat musim kemarau cukup mudah dilakukan; mencari-cari sudut-sudut pandang terlupakan yang barangkali tercecer dari surga.

















Pengunjung tak akan betah berlama-lama diterpa dinginnya angin gunung yang menyelinap ke tulang sumsum. Seruput bandrek di sebuah warung di tempat parkir mampu memberikan rasa hangat di tenggorokan yang kering.



Suasana keheningan di tempat itu akan membawa suasana rileks. Resonansi batin anda dengan alam sekitar mampu mengisi batere kehidupan terisi kembali.



Kawah putih Patuha bukanlah satu-satunya tempat yang patut diburu di Ciwidey. Banyak tempat lain disekitarnya yang menyimpan sejuta pesona buat yang mau bersusah payah mengejar surga yang tercecer.





 2. Kolam Pemandian Air panas "Cimanggu"







Tak lengkap rasanya jika kita berkunjung ke Ciwidey tidak singgah di Cimanggu, sebuah tempat pemandaian air panas. Setelah berwisata di seputar Ciwidey dengan berbagai tempat menariknya, terasa nikmat membasuh badan dengan air panas alami untuk menghilangkan pegal-pegal badan di Cimanggu.





Terletak pada ketinggian kurang lebih 1100 meter di atas permukaan air laut, Cmanggu dengan luas 154 Ha termasuk dalam wilayah Desa Rancabali, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Dengan latar belakang bukit yang hijau dengan topografi relatif datar dan sedikit bergelombang, akan memudahkan kita untuk berjalan-jalan. Beberapa flora yang terdapat di Cimanggu adalah : Rasamala, Pinus, Eukaliptus, kecubung dan lain-lain. Kita bisa memilih mau berjalan-jalan dulu, mengitari tempat ini, atau mandi air panas dahulu.



Barangkali kalau mandi air panas dulu terasa enak, karena tubuh kita akan lebih segar. Kolam air panas terdapat beberapa jenis, ada yang untuk umum, berbentuk seperti kolam renang biasa, bedanya air di kolam Cimanggu adalah air panas yang bersumber langsung dari Gunung Patuha. Kita juga bisa memilih kamar VIP ( dimana per kamar hanya dikenakan tarif Rp 5,000,- per 15 menit ) untuk bisa lebih menikmati hawa hangat dengan tenang di kamar tertutup.Di kamar VIP ini tersedia bak mandi untuk berendam, jadi kita bisa bermanja-manja dengan tubuh kita.





2. Kolam Pemandian Air panas "Ciwalini"



Ciwalini merupakan wisata kolam pemandian air panas yang terletak di tengah-tengah perkebunan teh yang ada di kawasan Perkebunan Rancabali Ciwidey, tepatnya berada pada ketinggian 1550 meter dari permukaan laut dan dikelilingi panorama alam perbukitan kebun teh yang indah dan menyejukkan hati.















Seperti halnya Pemandian air panas Cimanggu, semua kolam yang ada di Ciwalini juga memanfaatkan sumber mata air panas alam. Fasilitas yang tersedia disana diantaranya adalah; beberapa kolam air panas yang memiliki kedalaman yang berbeda-beda, tempat berendam pribadi, Cottage, Bungalow, Pusat Informasi, Taman bermain keluarga, toilet, tempat parkir yang cukup luas, dan beberapa fasilitas lainnya. Setiap hari libur, kawasan wisata ini selalu di penuhi oleh para wisatawan yang ingin merasakan air panas alam dengan pemandangan yang indah, dan hawa yang sejuk.



Selain sebagai wahana wisata air, Ciwalini juga menyediakan berbagai jenis permainan, diantaranya adalah motor ATV, flying fox, waterboom, dan ada beberapa jenis permainan lainnya.

Alamat:



Jalan Raya Rancabali-Ciwidey Telp. 022-5927057



Harga Tiket Masuk (temasuk paket Teh Walini):



        Perorangan                              : Rp. 12.000

        Kendaraan roda dua                : Rp. 2.000

        Kendaraan roda empat            : Rp. 3.500

        Bus/Truck                               : Rp. 15.000

        Wisman                                   : Rp 19.000



Harga Tiket Masuk Kolam dua: Rp. 5.000/org

Harga Tiket Masuk Kamar rendam: Rp. 5.000/org





4.  "Situ Patenggan"







Situ Patenggang (atau sering juga disebut Situ Patengan) merupakan sebuah danau cantik yang terletak di daerah Ciwidey, Jawa Barat. Anda dapat merasakan ketenangan melihat danau ini dan merasakan sejuknya udara pegunungan yang berhembus. Ditambah lagi letaknya yang tidak jauh dari obyek wisata yang sudah terkenal yaitu Kawah Putih. Jadi dengan mengunjungi satu lokasi, Anda dapat menikmati dua tempat wisata menarik sekaligus yaitu Kawah Putih dan Situ Patenggang.







Danau Patenggang atau juga dikenal dengan nama Situ Patenggang (situ berarti danau dalam Bahasa Sunda) berada di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1600 meter dari permukaan laut dan berada di kaki Gunung Patuha. Karena posisinya yang tinggi, Anda akan merasakan udara yang dingin dan segar saat mengunjungi danau ini.



Lokasinya sekitar 2 jam perjalanan dari kota Bandung, Jawa Barat. Tepatnya di bagian selatan kota Bandung di Ciwidey. Untuk mengunjungi tempat ini, Anda bisa keluar dari pintu tol Kopo atau Buah Batu lalu menuju ke arah selatan Bandung. Beberapa petunjuk jalan menuju Ciwidey atau Kawah Putih bisa Anda ikuti untuk menuju tempat ini.



Dalam perjalanan menuju Situ Patenggang, nuansa hijau alami akan menjadi pemandangan yang menyejukkan mata. Pohon-pohon rindang dan hamparan kebun teh dengan daunnya yang rapat membuat warna hijau menjadi semakin dominan.di sepanjang jalan menuju danau. Jalanan berkelok harus dilalui untuk mencapai tujuan, tetapi akan terasa menyegarkan karena nuansa pegunungan yang hijau dan udara bersih khas pegunungan akan menyertai perjalanan Anda. Selain itu, perkebunan strawberry yang ada di sepanjang perjalanan dapat pula menambah daya tarik daerah wisata ini.





5.  " Curug Citambur" 





CURUG CITAMBUR terletak di desa Karang Jaya kecamatan Pagelaran kabupaten Cianjur. Apabila anda berangkat dari bandung, ambil arah ke selatan bandung tepatnya jalan menuju kecamatan Ciwidey kabupaten Bandung, setelah Perkebunan Teh Rancabali terdapat pertigaan jalan, ke arah kiri menunjukkan arah ke tempat wisata Situ / danau Patengan, sedangkan ke arah kanan menuju perkebunan teh Sinumbra

Ambillah jalan yang menuju ke perkebunan Sinumbra, perjalanan dari perkebunan Sinumbra - melalui desa Cipelah kecamatan Rancabali hingga desa Karang Jaya membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam saja. Dengan keadaan jalan yang cukup baik hingga desa Cipelah, selanjutnya jalan masih baik walau berbatu - batu dan terkadang berlubang.

Perjalanan tidak akan membosankan karena pemandangan di kiri kanan, berbeda dengan keadaan kota dan bahkan desa – desa lainnya. Diawali dari perkebunan Rancabali hingga desa Cipelah, kiri kanan dikelilingi oleh perkebunan the / tea plantation. Setelah melewati desa Cipelah, pemandangan pedesaan mulai berangsur berubah menjadi suasana pedesaan di pedalaman. Uniknya di sisi sebelah kanan terdapat punggungan gunung yang cukup tinggi, dan terdapat air terjun yang cukup indah terlihat dari jalan.









Curug Citambur, sebuah air terjun yang ketinggiannya kira-kira 100 meter di Desa Karang Jaya, Kec. Pagelaran, Cianjur Selatan. Airnya sangat dingin dan tak ada yang berani bermandi di air jatuhannya. Dipastikan badan akan terasa sakit sekali bila tertimpa air jatuhan karena volumenya cukup besar, jauh lebih besar dan tinggi dari Curug Cimahi di daerah Cisarua, Kab. Bandung.



Air terjun yang lokasinya selatan Ciwidey, Kab. Bandung, yang jaraknya kira-kira 40 km itu, berpanorama indah. Sekitar curug selalu diliputi kabut tipis dan suara air jatuhannya begitu keras dan sesekali diselingi suara burung kutilang, seakan memperkaya simfoni suara alam kawasan itu.



Berada di sana serasa di alam yang masih “perawan”, belum banyak disentuh tangan manusia. Objek wisata itu masih eksotis. Ada dua versi, kenapa curug itu bernama Citambur. Dargana, Ketua Badan Pertimbangan Desa (BPD) Desa Karang Jaya menjelaskan, kata orang tua dulu, setiap air terjun yang jatuh ke kolam berbunyi “bergedebum” seperti tambur.





Versi lain, curug tersebut dulu termasuk wilayah Kerajaan Tanjung Anginan, yang rajanya bergelar Prabu Tanjung Anginan. Pusat kerajaannya berada di Pasirkuda, yang kini termasuk Desa Simpang dan Karang Jaya, Kec. Pagelaran. Dugaan pusat kekuasaan di sana karena ada batu yang berbentuk kursi yang diyakini warga sebagai tempat duduk raja. Sementara itu, nama Pasirkuda karena ada sebuah batu di bukit (pasir dalam bahasa Sunda) yang berbentuk kuda.



Pada saat kerajaan berdiri, setiap raja mau mandi ke curug selalu ditengarai dengan suara tambur, yang ditabuh para pengawal. Suara berdebumnya alat musik tabuh itu terdengar cukup jauh sehingga warga Pasirkuda menyebutnya Curug Citambur.



Namun, baik Dargana maupun Kepala Desa Karang Jaya, Kec. Pagelarang, Kab. Cianjur, Dudih Rachmansyah tidak mengetahui, abad ke berapa Kerajaan Tanjung Anginan berdiri. Dalam buku-buku sejarah yang ada pun tak dikenal kerajaan tersebut. Mungkin, Kerajaan Tanjung Anginan sebuah legenda. Hanya yang pasti, kata Dedih, di Curug Citambur sesekali ada yang bertapa. Mereka sepertinya menganggap di curug itu ada kekuatan supranatural.












Tidak ada komentar: